Bila kita membagi kurun waktu tentang perkembangan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar dapat dikatagorikan sebagai berikut:

1. Masa Penjajahan Pemerintah Hindia Belanda (1921 – 1942)

Pada masa ini Rumah Sakit Umum Wangaya juga memberikan pelayanan penyakit Kusta, Penyakit Menular. Dokter yang memberikan pelayanan adalah Dokter Belanda, Dokter Jawa dibantu oleh ZEIKEN OPASSER (Penjaga Orang Sakit ), I Wayan Nugra adalah seorang Zeiken Opasser yang paling rajin dan aktif waktu itu. Pada masa ini ada beberapa kali pergantian Direktur , Tahun 1921 adalah Dokter Abdul Tahir, Tahun 1923 adalah Dokter Wirasma, Tahun 1936 adalah Dokter Benne dan Tahun 1937 adalah Dokter Eykman.

2. Masa Penjajahan Pemerintahan Jepang (1942 – 1945)

Dengan jatuhnya belanda dan berkuasanya Jepang maka dengan otomatis Rumah Sakit Umum berada di bawah Pemerintahan Jepang.

Pada masa ini pelayanan kesehatan sangat menurun karena semua dokter dan tenaga kesehatan dari Belanda dan Eropa ditangkap oleh bangsa Jepang, obat – obatan dan sarana kesehatan sangat terbatas sehingga derajat kesehatan masyarakat sangat rendah.

3. Masa Revolusi Fisik sampai dengan penyatuan RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (1945 – 1951)

Pada masa ini Rumah Sakit Wangaya utamanya perawatnya banyak membantu para pejuang saat itu,yang tercatat diantaranya Made Suberata, I Gde Pelasa, Ida Bagus Kompiang, I Nyoman Purna, I Made Rasna, Ida Bagus Jagra, I Made Putra, I Gusti Putu Susesa. Disamping banyak membantu pejuang Rumah Sakit Wangaya pada masa ini sangat berperan dalam mencetak tenaga – tenaga perawat dengan membuka pendidikan juru rawat.

4. Masa pulau Bali sebagai bagian dari Propinsi Sunda Kecil / Nusa Tenggara sampai Bali berdiri sebagai Propinsi sampai sekarang.

Pada masa ini pelayanan kesehatan sudah mulai berkembang dengan baik, karena mulainya pemisahan Bali sebagai bagian propinsi Sunda Kecil. Pada Bulan Maret 1963 waktu meletusnya Gunung Agung pengabdian tenaga perawat Rumah Sakit Wangaya sangat besar, dimana Ida Bagus Kompiang pemimpin dan mengatur tenaga perawat untuk bertugas selaku tenaga sukarela membantu korban gunung meletus.

Selama kurun waktu 1921 – 2007 Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya sudah dipimpin oleh 28 Orang Direktur. Dengan terbentuknya Pemerintah Kota Denpasar pada Tahun 1992 maka Rumah Sakit Wangaya Denpasar dibawah naungan Pemerintah Kota Denpasar dan Dengan Keputusan Walikota Kota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008 tentang Penetapan Badan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar sebagai Badan Layanan Umum Daerah.